Desember 31, 2010

Junn Series #3 - Unpredictable MOS!

You Guys!
     Lama tidak blogging ya. Nyaris sepuluh hari!! hoho...
Maaf deh, abisnya pergi liburan ke pelosok gunung. Mau OL loadingnya parah lama banget...
Celakanya, beberapa tetangga udah "ENEGG" sama saya, gara-gara nggak kunjung update dan gak bales komentar-komentar mereka.

    Salah satu komentar yang paling berkesan buat saya nih...
JRENG... JRENGG... JREEENG....
Congratulations and Thanks to Bang Fai (http://lelakianeh.blogspot.com/)

fai mengatakan...
DUHHHHH dah khatam deh sama postingan ini, buat yang baru donggggggggggggggg
(hehe,,, nggak nyangka sampai segitunya. Jadi terharu nih, ternyata blog jelek mampus kayak punya saya ini ada juga yang mau nungguin update... :)

And, This is it! Saya post cerbung saya ( Yang Alhmd hingga sekarang masih terus dimuat di koran ). Enjoyed it!


   Ringkasan Cerita Sebelumnya:

Junn dan Riri terlambat sekolah di hari pertama mereka. Gerombolan senior OSIS  berhasil menangkap mereka, da telah berencana mnjatuhkan hukuman. Tetapi, ketua OSIS yang baik menyelamatkan mereka.


 -----Junn Series #3 – Unpredictable MOS! -----

     “Hufftthh…” Gadis di sebelah Junn mendesah.
     “Kenapa, Ri?” Junn berkomentar sambil meniup dahinya. Empat jam pelajaran untuk Matematika dan Fisika membuat ujung jilbabnya mulai melorot.
     “Bernafaslah selagi bisa. Sebentar lagi saatnya,” Teman sebangkunya itu berkata dingin.
     Dan sebelum Junn sempat bertanya apa yang dimaksud Riri, hal itu terjadi.
     “TEEEEEEEEEETTTTTT…!!!”

Desember 19, 2010

Dia Sudah Lari!

Hi there!
Puisi ini saya tulis sebagai ungkapan kelegaan saya setelah ujian nih. Udah lama juga tiada menulis puisi, jadi rindu :)
Enjoyed it!

Dia Sudah Lari!


Dalam cekaman gelap...
Dingin di hadapku, mendekap...
Ah, langit mulai sedikit cerah...
Ayo keluar, Ayah...!
Badai sudah mulai pergi...
Dia sudah lari...!


Indahnya bumi, berpayung pelangi...
Busur cahaya melengkung di bawah mentari...
Keremangan cinta menjelas lagi...
Keheningan rindu meribut lagi...
Badai sudah pergi...
Dia sudah lari!


Tiada lagi raga menggigil, takut...
Lega, tanpa setetes pun kalut...
Lihat Ibu! Rumput di sana berkilau!
Bersolek ditimpa cahaya silau...
Lihat Ibu! Badai jauh pergi...
Dia sudah lari!


Ahh... muncul juga cahaya keperakan itu!
Ayo sini, hangatkan lagi aku...
Ahh... Angin sore pun berhembus mesra...
Ayo sini, tiup kesedihan yang tersisa...
Badai semakin jauh pergi...
Dia sudah lari!

Desember 15, 2010

Badai Telah Berlalu

      "Hufth..."
      Syukurlah, badai yang belakangan ini bertubi-tubi menerpa kediaman saya yang nyaman, telah berakhir kemarin. Ini sungguh melegakan paru-paru saya saudara-saudara, karena Ujian Semester itu sangat menjengkelkan. Dan membosankan —terutama untuk penderita penyakit malas akut stadium 4 seperti saya— dan menyebalkan. Yah, bukan berarti saya tergolong pelajar sinting yang menganggap belajar itu tidak perlu. Tapi percayalah, sepuluh hari bersama buku-buku tebal dengan jutaan huruf serta angka di dalamnya —yang juga harus dihafalkan— bukanlah hal yang menyenangkan.