Januari 26, 2011

Junn Series #4 - Bantuan!

You Guys!
Haaaaa... resek. saya semakin eneg dengan pernikahan kami petantang-petenteng soal kelas 3 SMA. Sibuk minta ampun. Bahkan hari minggu yang jadwalnya buat istirahat aja, mesti dipake buat les.
GRRRR...
Maaf ya, kalian-para-tetangga-yang-baik...
Sampai harus menunggu sekian lama untuk posting terbaru blog ini.
(Pala lo Aul...!Siapa juga yang mau baca blog sampah Lo ini...!)

HEHE.
Tapi saya senang nih, sama comment yang satu ini,


A S Oktriwina mengatakan...
ayo lah bg aul
junn series nya please :((

HEHE...
Makasih udah nunggu :))

This is it...!!!



 Ringkasan cerita minggu lalu: Pembelaan Junn atas murid baru yang dikerjai berlebihan oleh Alev mengundang musibah besar: Ia harus buka baju, menggantikan murid baru yang dikerjai Alev.

 -----Junn Series #4 – Bantuan! ----- 

      Gerombolan penonton di lapangan masih diam, mengunci rapat bibir mereka agar tak mengeluarkan kata sepatahpun. Tak ada yang berani berkedip, apalagi bergerak. Beberapa tubuh mulai basah, bersimbah keringat dipanggang matahari dan suasana tegang yang begitu kentara.

      Junn masih berdiri termangu: menundukkan kepala tak jauh dari Alev dan kawanannya. Peristiwa beberapa menit lalu membuatnya sedikit shock, tak bisa bicara dan tak kuasa bergerak.


“Bagaimana?” Alev memecah kesunyian.

      Junn masih tak bersuara. Ia berusaha menengadahkan kepalanya, menatap Alev dengan tatapan pantang menyerah. Hal yang semakin menggetarkan hati Alev: Junn begitu berani, mengingat dia hanya junior, apalagi wanita.


      Dan peristiwa berikutnya sangat mengejutkan, membuat tak ada yang bisa menahan diri untuk tidak menjerit atau menarik nafas ketakutan. Junn menggenggam ujung bajunya, bergerak seolah-olah hendak membukanya.


“KYAAAAA...”
“Tidak... Jangan...!”
“Minta maaf saja cepaat!”


     Suasana begitu gaduh, seperti suasana unjuk rasa atau kampanye. Alev berusaha tersenyum, menikmati kemenangannya. Sebentar lagi kubalas, sebentar lagi, sebentar lagi. Pikirnya.


      Junn mulai membuka satu kancing terbawah seragamnya. Kegaduhan melenyap lagi, kembali berganti ketegangan. Beberapa murid laki-laki menutup wajahnya dengan tangan, tak kuasa menyaksikan. Dan dari tengah penonton, Riri roboh: pingsan, untung saja dipapah murid-murid wanita lainnya.
“Hentikaaaaaaann...!!!”


     Sebuah suara dari pinggir lapangan melengking panjang. Junn melirik asal suara, dan tersenyum kecut – Zhafif mengacungkan telunjuk ke arah Alev, melepaskan sweater yang menutupi mukanya – Mungkin ini yang tadi dimaksud ketua OSIS itu sebagai bantuan?


     Alev membelalakkan matanya. Jauh di lubuk hatinya ia gentar, mengingat jabatan dan kekuasaan Zhafif lebih darinya. Sayangnya, ia terlanjur emosi dan tak bisa berpikir dengan kepala dingin. Ia memanas.
“Nggak usah sok pahlawan lagi, Zhaf!”


     Zhafif mendekat, “Gue nggak sok pahlawan Lev. Tapi ini emang udah keterlaluan. Sebaiknya hentikan!”
Alev semakin panas. Ingatannya tentang berada di bawah bayang-bayang Zhafif selama ini membuatnya muak. Dan kemuakannya memuncak, “Ini urusan gue, Zhaf! Lo nggak usah ikut campur!”


     Zhafif tak menghiraukan perkataan Alev. Ia meraih lengan baju Junn, lalu menariknya. Membuat Junn terseret, berubah posisi ke belakang Zhafif.


“Gue ketua OSIS. Dan semua ini termasuk tanggung jawab gue!”
“Berhenti membanggakan diri sebagai ketua OSIS! Ini nggak ada hubungannya!”
“Ada!”
“Lo nggak bisa Zhaf!”
“Harus bisa!” Zhafif menentang.
Alev tak bisa menahan diri lagi. Sebuah pukulannya melayang, menghantam pipi kiri Zhafif. Zhafif terjatuh, lalu berdiri lagi. Ia masih bisa berpikir, untuk tidak membalas.
 

       Alev terlihat puas. Kenyataan bahwa Zhafif tak berani membalas pukulannya membuatnya merasa berada di atas angin. “Gue udah bilang Zhaf, ini bukan urusan Lo!”
“Ini juga urusan Gue!” Zhafif belum menyerah.
Alev diam, memikirkan strategi apa yang harus dilakukannya agar ia menang. Mendadak ia menyeringai, “Jadi Lo masih mau membela anak baru ini?”

“Ya”
“Kalau begitu Lo yang gantikan. Telanjang sekarang juga!”
       

      Alev semakin puas. Biarlah rencananya membalas Junn batal. Yang penting sekarang adalah ketua OSIS yang selama ini meresahkannya itu. Bila Zhafif melakukan hal yang memalukan, bukan tak mungkin semua murid akan marah dan kecewa. Dengan demikian, jabatannya akan dilepas, dan posisinya sebagai ketua OSIS bisa digantikan orang lain, termasuk dirinya!
 

      Zhafif mulai membuka seragamnya. Penonton kembali gaduh berkomentar tak karuan, walaupun tak segaduh sebelumnya. Paling tidak, Zhafif laki-laki, dan buka baju bukanlah masalah. Daripada Junn yang harus melakukannya.
 

      Saat Zhafif hendak melepas kaosnya dalamnya, sebuah suara yang berat terdengar dari mikrofon. “Alev, Zhafif dan anggota OSIS lainnya diharap segera menuju ruang OSIS sekarang juga. Ini perintah langsung dari kepala sekolah dan wakil kesiswaan!”
 

     Tak tergambarkan kelegaan yang terjadi saat Zhafif, Alev dan kawanannya meninggalkan lapangan menuju ruang OSIS. Penonton segera berhamburan ke depan lapangan, menyambut Junn. Mereka berpelukan, bertangis-tangisan dan mengucapkan selamat. Sorakan dukungan dan ucapan selamat melimpah ruah, menyirami Junn yang akhirnya bisa ikut tersenyum lega. “Alhamdulillah,” bisiknya.
 

     Siang semakin panas. Tapi Junn merasakan kesejukan, hingga ke relung hatinya. Ia yakin, Zhafif lah yang mengadukan peristiwa barusan kepada kepala sekolah dan wakil kesiswaan. Bantuan yang dijanjikan untuknya, untuk keselamatannya.
 

     Ia tersenyum lagi, saat menuju UKS melihat keadaan Riri. Dadanya berdebar-debar, mengingat apa yang telah dilakukan ketua OSIS untuknya. Ketua OSIS yang telah dua kali menyelamatkannya. Dan perasaanya meluap-luap. Ada denganku? Batinnya bingung.
(Bersambung)


*Alhamdulillah. telah dimuat di koran SINGGALANG edisi Desember 2010, terbit dan beredar di Sumatra Barat  :))

20 komentar:

  1. Haha, bisa2 aja bkin cerita bginian

    tpi rasanya ceritanya dah trlalu biasa gtu aul, jdi bacanya agak boseni. coba bkin suatu adegan yg diluar perkiraan gtu buat nambah rasa penasaran. klo gni trus ya tingkat antusias pmbaca bisa nurun.

    haha, cuma saran aja kok, lagian klo cerita2 skolahan gni kata2nya gak usah trlalu kaku.

    tpi ttep nice job lah,
    sukses ya di krisis2 jaman SMA ni, haha, klo aku mw skolah biasa mw besok UAN mw besok harga SPP naik yg pnting hari minggu bsa puas hibernasi, hahaha. XD

    BalasHapus
  2. bg aul -___________-

    anda membuat saya malu #garukintanah

    but anyway thanks sudah memenuhi request ku :D

    BalasHapus
  3. abang lagi siapin buku lohhhhh, akhirnyaaaaaaaaa

    BalasHapus
  4. Hooii.. ketua OSIS koq berantem siih..
    tapi seru sih ceritanya.. bagus..

    jadi nggak sabar nunggu lanjutannya

    BalasHapus
  5. Mantabz Aul hahaa....

    Gila cerita yg intinya sederhana aja bisa setegang ini ya bacanya haha... pantes dimuat di koran hhe... :P

    Sukses lah buat UN-nya nanti.... cie-cie... dikit lagi jadi anak kuliahan nie wkkww....

    BalasHapus
  6. @Brainess:

    Hehe...
    Jadi bg Deev juga ngerasa?

    homm...hom...
    Ini bikinnya buru-buru sih...
    Waktu itu redaksinya udah wanti-wanti. Udah deadline gitu.

    JAdinya Aul bikin tanpa pikir panjang. Haha...

    Karenanya, di Junn Series bagian 5 ada kejutan kecil.
    (awal januari dulu terbit nya di koran. Jadi bagian penutup juga. hoho)

    Tunggu aja ya bang :))

    Aul juga nunggu lh,comment selanjutnya. Anyway Trims bang, kritikdan saran itu sangat membantu proses pembelajaran Aul =)

    BalasHapus
  7. @ A S Oktriwina:

    Hehe...
    masama Awin :)

    BalasHapus
  8. @ BAng Fai:

    Heheh...

    Buku apa coba...?
    Kalo kumpulan foto prewed sih...

    Nggak deh, makasih.

    Jiahaha...


    #OkeSerius

    Buku apa bang?

    BalasHapus
  9. @ Ferdinand:

    Hehe...
    MAkasih bang fer :)

    Amin :)

    BalasHapus
  10. @CRazy:

    Amin...

    semoga perjalanan masih panjang :)

    BalasHapus
  11. @aul: buku yg isinya sebagian nyomot dari blog berantakan ini. salam kenal jugfa dari si otong

    BalasHapus
  12. iyah yg jadi modelnya yg di photo prewed, boleh dong?

    #ogah rugi sekalian pamer kalau dia juga gak kalah sama model

    BalasHapus
  13. Haha, sep deh
    trus berkarya nak, wkwkwkwk

    trus kapan kawin?
    *gak nyambung

    BalasHapus
  14. @BAng fai:

    Cihuyy!!
    Asik tuh.
    jangan lupa kalo udah terbit kirimin buat Aul...

    (haha. dasar gue bocah gratisan)

    BalasHapus
  15. @Crazy:

    wkwk...
    sambil menyelam minum aer

    BalasHapus
  16. @Brainless:

    hehe,,,
    May??

    (may be yes may be no)

    #Basi sih.

    hehe

    BalasHapus
  17. :D :D

    ada2 aja
    jangan permalukan aku lagi bg T.T

    BalasHapus

Thanks for dropping by!
Leave some comments here if you want. Use your gmail or blogger or google account to comment. If you do not have one, choose Name/URL.

For private comments or questions just send me email to Aulhowler@yahoo.com

Thank you :)