Sebuah Puisi berjudul:
Lelaki Tua Dan Sungai
Ia hanya berdiri...
Kokoh tak bergeming, di tepi...
Matanya menangkap riak-riak air...
Bergelombang beradu cepat mengalir...
Namun jiwanya melanglang buana...
Tak tahu ke mana perginya...
Ia selalu di sana...
Di pinggiran sungai di bawah rindang akasia...
Tak ingin pindah lebih ke hulu atau lebih ke mudik...
Tak mau bergerak ke tempat yang lebih menarik...
Tak ingin bernaung di bawah dahan cendana...
Tak mau berlindung di bawah rimbun cemara...
Ia selalu sendiri...
Tanpa anjing berkalung atau sapi bertali...
Lelaki tua berbaju lusuh itu...
Mematung sendiri tanpa anak cucu...
Namun tiada pernah pipinya mengerutkan kesepian...
Apalagi mengernyitkan kesedihan...
Ia hanya menatap ke depan...
Menatap sungai merangkak perlahan...
Apa yang istimewa...?
Bukankah tak ada...?
Airnya tak akan pernah berubah merah...
Aliranyya akan selalu ke dataran yang lebih rendah...
Apakah ia tidak kedinginan...
Hanya berbalut kemeja lusuh penuh lubang dan tambalan...?
Apakah ia tidak gemetar...
Digigiti udara yang dingin dan liar...?
Apakah ia tidak bosan...
Selalu memandang sungai yang berjalan lamban...?
Yah... Yang benar di kepalamu benar menurutmu...
Menurut mereka belum tentu...
Apa yang kau pikir tentang mereka...
Belum tentu sama dengan apa yang mereka rasa...
Mereka...? Siapa maksudmu...?
Yahh... Lelaki tua dan sungai itu...
Wah salut deh.... :D
BalasHapusBang aku banyak terinspirasi dari puisi-puisi disini
@ Riz:
BalasHapusHoho....
MAkasih dehh...